Manfaat Penyajian Tugas PBL Prasekolah

Pembelajaran berbasis proyek memungkinkan siswa yang masih sangat muda untuk mengeksplorasi, meneliti, dan mengembangkan pengetahuan mereka. Menyajikan hasil kerja mereka kepada masyarakat akan memvalidasi usaha mereka.

Dalam lingkungan pembelajaran berbasis proyek, siswa membangun pengetahuan dan mengembangkan keterampilan dengan bekerja sama dalam jangka waktu yang lama untuk menjawab pertanyaan atau tantangan dari dunia nyata. Bagi pembelajar pemula, proyek PBL menyediakan arena yang menarik dan fleksibel untuk mengeksplorasi, mengikuti rasa ingin tahu mereka, dan mengembangkan berbagai keterampilan dan strategi. Berbagi hasil kerja mereka dengan komunitas dapat semakin memperkuat pembelajaran mereka.

Dalam Engaging Children’s Minds: The Project Approach , penulis Lilian G. Katz, Sylvia C. Chard, dan Yvonne Kogan mengidentifikasi tiga fase dalam kehidupan proyek PBL. Fase pertama meliputi guru dan peserta didik mencari tahu seberapa banyak yang mereka ketahui tentang suatu topik dan mendefinisikan apa yang ingin mereka ketahui lebih lanjut mengenai topik tersebut. Peserta didik, dengan arahan guru, mengembangkan pertanyaan yang akan memandu mereka dalam penelitian mereka.

Pada fase kedua, yang oleh penulis disebut fase pengembangan, guru membimbing peserta didik dalam penelitian mereka dan memfasilitasi sumber daya.

Tahap terakhir adalah tahap penutup; guru dan peserta didik menemukan kesimpulan untuk proyek tersebut, dan anak-anak berbagi pengetahuan yang telah mereka peroleh dengan masyarakat: pakar topik, anggota dewan sekolah, orang tua, teman sebaya, dan guru. Dengan bantuan guru mereka, anak-anak menjelaskan topik yang telah mereka pelajari, proses penyelidikan, pilihan yang mereka buat, dan kesimpulan mereka.

Mereka dapat menggunakan gambar, kartu bergambar, realia, atau perangkat lain yang dapat membuat mereka percaya diri selama presentasi. Tujuan utama presentasi adalah agar siswa dapat berbagi pengalaman belajar mereka, yang akan membantu mereka mengembangkan rasa memiliki atas pembelajaran mereka dan mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Presentasi ini juga menunjukkan kepada peserta didik bahwa mereka dapat membuat perbedaan dalam komunitas mereka dan bahwa suara mereka penting.

Merencanakan presentasi PBL dengan Pembelajar Muda 

Misalkan ada sekelompok anak berusia 4 tahun yang mengamati bahwa tetesan air hujan tidak menembus daun tanaman di dekatnya. Dari pengamatan ini, mereka mengajukan pertanyaan: Bagaimana kita bisa membuat atap untuk taman bermain kita dari daun?

Sangat penting bahwa selama berbagai fase dan langkah proyek, guru dan siswa mengumpulkan dokumentasi dan siswa belajar menyimpan catatan pekerjaan mereka. Jadi, untuk contoh di atas, akan tepat untuk mendokumentasikan proses penelitian melalui foto, gambar, rekaman audio dan video, refleksi lisan, pertanyaan dari peserta didik, dan pengamatan daun dan air. Dengan menggunakan gambar daun yang diperbesar, peserta didik juga dapat mendokumentasikan bagaimana strukturnya mencegah air menembus daun.

Mungkin juga bermanfaat bagi guru botani atau spesialis untuk menjelaskan struktur daun kepada anak-anak dan keefektifan daun sebagai bahan penting untuk konstruksi atap. Peserta didik dan guru juga dapat mengundang pekerja konstruksi dan/atau arsitek untuk membimbing mereka menemukan alternatif atap yang terbuat dari daun.

Dokumentasi yang dihasilkan anak-anak perlu dilengkapi dengan rekaman audio guru yang berbicara tentang pengamatan, kesimpulan, atau pertanyaan tertentu. Foto-foto anak-anak yang bekerja pada berbagai tahap proses penelitian juga dapat digunakan untuk mendokumentasikan proses pembelajaran.

Mengorganisir presentasi

Sebaiknya pada interval yang berbeda selama proyek PBL, guru mengajak peserta didik untuk menjelaskan kepada teman sebayanya apa yang telah mereka lakukan, langkah-langkah ke depan, ide-ide baru, atau bahkan apa yang mereka anggap tidak relevan atau tidak berguna. Pertukaran ini akan memberi peserta didik landasan yang mereka butuhkan untuk bersiap berbicara kepada khalayak yang lebih luas.

Selain itu, akan sangat membantu jika dokumen proses pembelajaran dipajang di kelas dan guru dapat merujuknya setiap hari. Ini akan membantu peserta didik mengingat proses dari awal proyek hingga saat ini dan merenungkan naik turunnya jalur penelitian.

Untuk mengatur presentasi, peserta didik dan guru memutuskan dokumen mana yang paling baik menunjukkan alur pembelajaran, kemudian mereka memilih bagaimana mereka akan menampilkan dokumen-dokumen ini pada hari presentasi agar prosesnya jelas bagi audiens dan memudahkan peserta didik menggunakan dokumen tersebut untuk mendukung pembicaraan mereka.

Para presenter

Umumnya, ketika guru dan peserta didik awal mulai mengerjakan PBL, guru lebih suka bekerja dengan seluruh kelompok dan terkadang mengorganisasi peserta didik dalam kelompok kecil atau tim untuk tugas tertentu. Hal ini memungkinkan guru untuk memimpin peserta didik dengan lebih baik dan memantau kemajuan mereka dengan saksama. Setelah peserta didik dan guru terbiasa dengan dinamika kelompok PBL, bekerja dalam kelompok kecil akan lebih sering dilakukan.

Jika semua peserta didik akan mempresentasikan proyek yang sama, mereka perlu diatur sedemikian rupa sehingga guru dan peserta didik menyusun urutan penyaji yang mengikuti langkah-langkah proyek secara berurutan. Daripada meminta peserta didik menghafal teks presentasi, biarkan mereka menjelaskan proses pembelajaran secara spontan. Tentu saja, penting untuk berlatih di kelas dan memeriksa kapan dan bagaimana menggunakan sumber daya, serta bagaimana mengelola keraguan, pengaturan waktu, mengambil giliran, dan berbicara dengan cukup jelas dan keras.

Para penonton

Peran audiens sangatlah penting. Perlu ada interaksi antara audiens dan anak-anak sehingga mereka melihat bahwa anggota masyarakat (orang tua, guru, pakar, teman sebaya, dewan sekolah) tertarik dengan karya mereka, bahkan mungkin mengajukan beberapa pertanyaan kepada presenter. Oleh karena itu, sebaiknya berikan panduan kepada audiens tentang jenis pertanyaan yang mungkin mereka ajukan—misalnya:

  • Apa yang akan Anda lakukan secara berbeda jika Anda mengerjakan proyek ini lagi?
  • Apa yang ingin Anda tambahkan ke proyek ini jika Anda punya waktu dan sumber daya?
  • Jika diberi lebih banyak waktu atau sumber daya, apa yang akan Anda ubah dalam proses penelitian/pengumpulan data?
  • Apakah Anda mempertimbangkan solusi lain untuk menyelesaikan masalah tersebut?
  • Apa momen tersulit dalam proyek ini? Bagaimana Anda mengatasinya?
  • Apa momen paling menakjubkan dalam proyek ini?
  • Seperti yang dikatakan oleh spesialis kurikulum dan pengajaran Dr. Candice Wilson-McCain , “Pameran publik memungkinkan siswa untuk merayakan hasil kerja mereka dan memberi mereka kesan bahwa hasil kerja mereka berharga dan memiliki makna lebih dari sekadar menerima nilai.”

Anak-anak yang masih sangat kecil secara alami memiliki rasa ingin tahu dan ingin bertanya, menemukan hubungan antara objek dan fakta yang mereka temukan di dunia sekitar mereka, dan berbagi penemuan mereka. Oleh karena itu, jika kita mengundang pikiran-pikiran yang luar biasa itu untuk terbang tinggi, mereka pasti akan memiliki kesempatan untuk bersinar.

Related Posts

Sumber Daya untuk Memulai Pembelajaran Berbasis Proyek

Jelajahi kompilasi sumber daya daring pilihan Edutopia untuk memahami dan memulai penerapan pembelajaran berbasis proyek. Baru saja memulai pembelajaran berbasis proyek (PBL)? Daftar sumber daya pilihan kami untuk para pendidik…

Evaluasi Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek

Karena PBL lebih dari sekadar mempelajari konten, guru PBL harus menyelidiki dan bereksperimen dengan strategi multi-model untuk menilai keterampilan belajar siswanya. Tahun lalu saya mengajak sekelompok siswa ke Kuba untuk…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *