PBL untuk Pra-TK hingga Kelas Dua

Siswa yang sangat muda dapat memperoleh manfaat dari pembelajaran berbasis proyek, seperti yang ditunjukkan langkah-langkah terperinci untuk proyek yang dilakukan oleh siswa prasekolah berikut.

Pengamatan, eksplorasi, dan penemuan adalah tiga keterampilan utama yang umumnya dikembangkan oleh anak-anak kecil (dari taman kanak-kanak hingga kelas dua) saat mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Beberapa anak lebih suka meluangkan waktu untuk mengamati lingkungan sebelum bergerak untuk menjelajah, sementara yang lain memilih untuk segera mulai secara aktif menemukan keajaiban di dalam lingkungan tersebut. Oleh karena itu, memelihara lingkungan yang memicu rasa ingin tahu dan memfasilitasi eksplorasi adalah hal yang terpenting.

Pendidik anak usia dini yang bekerja dengan anak-anak berusia 2 hingga 7 tahun memainkan peran penting dalam meletakkan dasar bagi pembelajaran seumur hidup dengan menciptakan ruang di mana anak-anak dapat dengan bebas mengeksplorasi beragam minat mereka dan belajar cara memperluas eksplorasi dan penyelidikan menjadi proyek mendalam yang bermakna.

Dalam postingan ini, saya membagikan proyek yang saya kembangkan untuk kelas pra-TK dengan anak-anak berusia 3 tahun yang menawarkan contoh-contoh jelas dari setiap langkah dan fitur proses. Proyek ini dimulai ketika seorang anak laki-laki terpesona oleh suara yang keluar dari botol ketika ia meniupnya. Ia membagikan temuannya dengan teman-temannya, dan proyek Eksplorasi Suara pun dimulai.

Menciptakan Lingkungan untuk Eksplorasi

Lingkungan tempat anak-anak berinteraksi menjadi ruang belajar dan berfungsi sebagai pendidik, menciptakan dialog antara anak-anak dan/atau antara setiap anak dan lingkungan, mengembangkan proses penyelidikan, refleksi, observasi, dan mendengarkan secara aktif. Seperti apakah seharusnya ruang-ruang ini?

Keserbagunaan: Rancang lingkungan belajar fleksibel yang memungkinkan eksplorasi dan penemuan spontan di berbagai bidang dan disiplin ilmu. Gabungkan materi pembelajaran yang dapat disesuaikan untuk mengakomodasi beragam minat dan aktivitas. Lengkapi kelas Anda dengan berbagai sumber daya, termasuk buku, perlengkapan seni, bahan alami, dan pengalaman sensorik. Biarkan anak-anak mengakses ruang terbuka alami yang menyediakan cukup ruang untuk eksplorasi bebas.

Dalam contoh proyek Eksplorasi Suara, guru menawarkan berbagai materi dan konteks bagi peserta didik untuk membuat dan mengidentifikasi suara, baik di luar maupun di dalam ruangan. Di udara terbuka, guru membantu peserta didik untuk fokus pada suara dengan meminta mereka untuk menutup mata dan menyebutkan suara yang dapat mereka dengar. Ini memerlukan waktu dan bimbingan untuk membantu peserta didik mendengarkan suara di latar depan dan memperhatikan suara di latar belakang. Peserta didik kemudian dibuat sadar akan suara yang mereka buat dengan berjalan di permukaan yang berbeda—seperti kerikil, rumput, dan lumpur—dan suara yang mereka buat dengan tongkat atau dengan memukul air. Konteks di luar ruangan penuh dengan kemungkinan penemuan.

Di dalam ruangan, anak-anak menggunakan bahan-bahan seperti tutup plastik, aluminium foil, plastik, selofan, kertas bangunan, dan kardus untuk membuat suara. Balok kayu, alat musik, dan mainan (mobil, truk, boneka, bola, balok bangunan) juga merupakan pilihan, begitu pula berbagai permukaan (lantai, karpet, meja) di dalam kelas.

Di kedua lingkungan tersebut, anak-anak mendapat bimbingan untuk membantu mereka menemukan lebih banyak tentang suara yang mereka hasilkan. Hal ini terkait dengan poin berikutnya.

Rasa ingin tahu: Dorong budaya bertanya dengan mengajukan pertanyaan terbuka, merangsang rasa ingin tahu, dan mengajak anak untuk mengeksplorasi topik yang menarik. Tawarkan provokasi dan ajakan untuk belajar yang memicu rasa ingin tahu dan mendorong penyelidikan lebih lanjut.

Kolaborasi: Fasilitasi kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi bersama, berinteraksi, belajar satu sama lain, dan mempertanyakan temuan mereka.

Berinteraksi dengan anak-anak selama periode eksplorasi

Interaksi paling berhasil yang dapat dilakukan guru dalam periode penyelidikan adalah interaksi yang tidak memiliki satu jawaban tetapi memungkinkan berbagai tanggapan. Jawaban anak-anak kemungkinan besar merupakan hasil dari hubungan yang mereka buat dengan diri mereka sendiri, pengetahuan mereka sebelumnya, interaksi mereka dengan teman sebaya, dan konteks tempat mereka berinteraksi.

Sebagai konsekuensinya, guru mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dan memodelkan sikap mendengarkan dan menyelidiki respons anak-anak dan konstruksi pembelajaran mereka.

Misalnya, terkait dengan proyek Suara, guru mungkin mengajukan pertanyaan berikut:

  • Bagaimana caramu melakukannya? Bisakah kamu mengajariku?
  • Suara ini… mengingatkanmu pada apa?
  • Suara apa lagi yang bisa kita buat?
  • Apa yang menyebabkan terjadinya suara?
  • Untuk apa kita bisa menggunakan suara ini?

Lakukan pengamatan aktif: Amati anak-anak dengan saksama saat mereka bermain: saat mereka berinteraksi satu sama lain, keputusan yang mereka buat, dan cara mereka mengomunikasikan perasaan, emosi, dan pikiran mereka. Perhatikan minat, preferensi, dan pertanyaan mereka.

Dengarkan secara aktif: Dengarkan percakapan anak-anak saat Anda mengajukan pertanyaan terbuka untuk merangsang pemikiran mereka dan menumbuhkan refleksi dan pemikiran kritis. Dorong mereka untuk mengomunikasikan ide dan pikiran mereka, berbagi pengamatan, dan menyuarakan keinginan mereka untuk tahu.

Biarkan anak-anak berekspresi dengan bebas: Biarkan mereka menunjukkan keinginan mereka untuk memperdalam pengetahuan mereka. Ikuti minat dan rasa ingin tahu mereka, biarkan mereka mengarahkan eksplorasi mereka. Fasilitasi dukungan dan sumber daya berdasarkan pertanyaan mereka, memberdayakan mereka untuk membangun pengetahuan dan mengambil alih perjalanan belajar mereka.

Sediakan alat penelitian: Tawarkan kepada anak-anak akses ke alat dan materi yang sesuai dengan usia, termasuk buku, sumber daya digital, dan pengalaman langsung. Dukung mereka dalam menggunakan sumber daya ini secara mandiri, dan kembangkan keterampilan belajar mandiri.

Memfasilitasi alat untuk mendokumentasikan temuan mereka: Menyediakan materi dan sumber daya bagi pelajar untuk mendokumentasikan penemuan mereka dalam berbagai cara: berbagai bentuk seni, catatan, dialog lisan, rekaman audio/video.

Memindahkan eksplorasi ke proyek penelitian

Eksplorasi aktif anak-anak, yang didokumentasikan dengan baik, akan menghasilkan banyak informasi dan, pada gilirannya, akan menciptakan kemungkinan untuk melanjutkan pekerjaan pada proyek tertentu.

Dalam contoh proyek Eksplorasi Suara, peserta didik diminta untuk menggunakan suara yang telah mereka kumpulkan, identifikasi, dan dokumentasikan untuk membuat Cerita Suara dari cerita terkenal yang biasa mereka baca di kelas dan nikmati. Pertanyaan panduannya adalah: Bagaimana peserta didik di kelas ini dapat mengubah [nama cerita] menjadi cerita suara?

Bantu perencanaan proyek: Bimbing anak-anak dalam merencanakan dan mengatur proyek penelitian mereka, dan uraikan prosesnya menjadi langkah-langkah yang dapat dikelola. Bantu mereka membuat pertanyaan penelitian, mengumpulkan informasi, dan mengembangkan rencana tindakan jangka pendek.

Analisis data yang dikumpulkan: Memfasilitasi pemahaman terhadap temuan dan membimbing anak-anak untuk menyadari bidang subjek mana yang ingin mereka pelajari lebih lanjut.

Bangkitkan motivasi intrinsik: Berikan langkah-langkah bagi pelajar untuk menyadari apa yang telah mereka ketahui tentang topik tertentu dalam bidang pelajaran itu dan apa lagi yang ingin mereka ketahui, dan bimbing mereka dalam menemukan di mana mereka dapat mengumpulkan informasi yang mereka cari.

Dorong refleksi: Dorong refleksi selama proses penelitian. Berikan kesempatan kepada anak untuk berbagi temuan mereka dengan teman sebaya dan merenungkan pengalaman dan strategi pembelajaran mereka.

Proyek penelitian memungkinkan guru memberdayakan anak-anak untuk membuat pilihan dan keputusan tentang perjalanan belajar mereka ketika mereka memiliki berbagai pilihan dan kesempatan untuk mengeksplorasi minat mereka secara autentik. Selain itu, proyek penelitian mendorong kolaborasi dan pembelajaran antarteman dengan mendorong anak-anak untuk bekerja sama dan berbagi apa yang telah mereka pelajari.

Related Posts

5 Langkah untuk Menjaga Keterlibatan Tetap Tinggi Selama Pembelajaran Berbasis Proyek

Mempertimbangkan minat siswa saat merancang pembelajaran berbasis proyek membantu memastikan bahwa mereka tetap terlibat sepanjang unit. Sebagai guru pembelajaran berbasis proyek (PBL), saya selalu mencari cara yang lebih efisien dan…

Bagaimana Guru Dapat Mendukung PBL di Rumah

Kiat dan proyek yang dapat dibagikan guru kepada orang tua dan pengasuh untuk membimbing anak-anak di kelas mana pun melalui pembelajaran berbasis proyek—dengan atau tanpa teknologi. Karena sekolah ditutup karena…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *